MYANMAR: Fosil kadal menjadi petunjuk ‘ekosistem yang hilang’
Fosil kadal yang ditemukan terawetkan dalam damar di Asia Tenggara ternyata berusia sekitar 99 juta tahun, demikian yang ditentukan oleh para ilmuwan, sehingga menjadikan fosil ini sebagai spesimen tertua dari jenisnya dan “mata rantai yang hilang” bagi peneliti reptil.
Kadal itu berusia 75 juta tahun lebih tua dari pemegang rekor sebelumnya, demikian menurut peneliti di Museum Sejarah Alam Florida, yang mengumumkan temuan itu pada Maret 2016.
Fosil itu ditemukan puluhan tahun lalu di tambang bersama dengan fosil reptil kuno lainnya yang terawat dengan baik, tapi ilmuwan baru mampu menganalisis temuan itu baru-baru ini.
“Sangat menarik melihat hewan-hewan ini untuk pertama kalinya,” kata Edward Stanley, anggota tim peneliti. “Sebenarnya menarik dan mengejutkan, mengingat betapa baiknya fosil itu terawetkan.”
Ilmuwan percaya bahwa makhluk seperti bunglon itu masih bayi ketika terjebak dalam semburan resin lengket selagi menjelajahi hutan tropis di tempat yang sekarang merupakan negara Myanmar.
Reptil kecil memiliki tubuh yang rapuh dan biasanya mengalami kerusakan dengan cepat, katanya. Terbungkus dalam damar padat membantu melindungi spesimen itu.
Stanley dan peneliti lain menggunakan teknologi sinar-X digital resolusi tinggi untuk memeriksa makhluk itu dan memperkirakan usia damar itu tanpa merusaknya.
Penemuan ini akan membantu peneliti mempelajari lebih lanjut tentang “ekosistem yang hilang, dunia yang hilang” tempat makhluk itu berada, ungkap Stanley, dan penelitian ini dapat membantu peneliti mempelajari lebih lanjut tentang kerabat modern dari makhluk tersebut.
“Semacam mata rantai yang hilang,” kata Stanley.
No comments: