Kabar dari Langit, Teleskop Hubble Berhasil Diperbaiki Usai Mati Suri
Setelah tidak aktif selama sebulan lebih, teleskop kondang Hubble akhirnya berhasil dinyalakan kembali pada 16 Juli 2021. Perbaikan dilakukan oleh National Aeronautics and Space Administration (NASA), dengan mengalihkan operasi ke perangkat komputer cadangan teleskop tersebut.
"Saya bangga terhadap tim misi Hubble," ujar Kepala NASA Bill Nelson dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir dari Astronomy Now. "Berkat dedikasi dan kerja keras mereka, Hubble akan melanjutkan kinerjanya dalam memperluas pandangan kita terhadap alam semesta ini," lanjutnya.
Seperti dilansir dari Space.com, Hubble mengalami kerusakan sejak 13 Juni. Kerusakan ini merupakan yang terparah dalam sepuluh tahun belakangan. Pada awalnya, para ilmuwan mengira terjadi galat pada modul memori Hubble dan mencoba menyalakannya kembali. Namun, percobaan untuk menghidupkan ulang sang teleskop menemui jalan buntu.
NASA kemudian melakukan serangkaian tes untuk mencoba memperbaiki Hubble dan mencari sumber masalahnya. Proses ini memakan waktu hingga tiga minggu. Mereka akhirnya menemukan masalah pada unit penyimpan data dan penerima perintah (Science Instrument Command and Data Handling Unit - SI C&DH). Investigasi lebih jauh mengungkapkan bahwa terdapat kerusakan pada komponen kendali daya (Power Control Unit - PCU) yang terletak di dalam unit tersebut.
Pada 30 Juni, NASA akhirnya memutuskan untuk melakukan prosedur penggunaan perangkat cadangan. Setelah persiapan selama seminggu, mereka mulai melakukan simulasi terhadap kesiapan komponen cadangan tersebut pada 6 Juli. Simulasi ini berjalan sukses, dan NASA akhirnya mulai menjalankan pengalihan operasi pada 15 Juli. Barulah pada keesokan harinya, teleskop Hubble sudah dapat diaktifkan kembali.
Dilansir dari NASA, tim misi Hubble saat ini tengah memonitor seluruh kondisi perangkat teleskop untuk memastikan semuanya berjalan lancar. Selain itu, mereka juga sedang memulihkan seluruh konfigurasi perangkat yang ada di Hubble. Keseluruhan proses ini diperkirakan akan memakan waktu hingga dua hari, sebelum akhirnya Hubble dapat dikalibrasi dan beroperasi seperti semula.
Veteran Antariksa yang Sakit-sakitan
Teleskop Hubble memang bisa dibilang sebagai veteran. Ia telah beroperasi sejak 20 Mei 1990, lebih dari 31 tahun yang lalu.
"[Hubble] telah berkontribusi terhadap penemuan-penemuan besar di luar angkasa, seperti percepatan perluasan alam semesta, evolusi galaksi, dan studi atmosfer planet di luar tata surya kita," ungkap NASA, seperti disadur dari Space.com.
Selama masa baktinya, Hubble telah mengalami sejumlah kerusakan. Bahkan sewaktu awal peluncurannya, ilmuwan kelabakan melihat foto-foto bintang yang buram dari Hubble. Mereka kemudian mengidentifikasi kerusakan di bagian cermin kamera, yang menyebabkan aberasi cahaya dan foto-foto buram tersebut.
Ilmuwan kemudian merancang "kacamata" yang disebut Corrective Optics Space Telescope Axial Replacement (COSTAR). Kacamata ini kemudian dibawa bersama tujuh astronaut dalam misi Space Shuttle STS-61 pada Desember 1993. Pemasangan COSTAR kemudian dilakukan secara langsung di luar angkasa, dan berhasil dipasang dalam waktu lima hari.
Hubble kemudian terus ditambal dari waktu ke waktu. Setelah STS-61, NASA tercatat melakukan empat misi Space Shuttle lanjutan, yang khusus dilakukan untuk perbaikan Hubble. Adapun misi terakhir dilakukan pada 2009, dan sejak saat itu belum ada lagi penggantian perangkat Hubble sampai detik ini.
Dengan umurnya yang sudah sangat tua, Hubble diperkirakan akan mencapai akhir hayatnya pada pertengahan 2030-an. Oleh karena itu, NASA bersama dengan European Space Agency (ESA) sedang mempersiapkan penggantinya. Teleskop luar angkasa terbaru, yang dinamai James Webb Space Telescope, akan diluncurkan ke luar angkasa pada akhir tahun 2021 ini.
No comments: