Tempurung Penyu Buktikan Bahwa Evolusi Itu Nyata
Sudah umum diketahui bahwa makhluk hidup melakukan evolusi agar mampu bertahan hidup. Perubahan pada lingkungan mendorong terbentuknya ciri atau fungsi tertentu agar selamat dari ganasnya alam maupun pemangsa.
Ciri khas dari hasil evolusi itu akan diteruskan dari generasi ke generasi berikutnya. Salah satu contoh yang berhasil diungkap oleh para peneliti adalah fungsi warna gelap pada tempurung penyu purba dan diwariskan hingga kini.
Tempurung bayi penyu modern yang baru menetas akan berwarna gelap. Warna ini memberi mereka perlindungan dari predator udara seperti burung camar saat mereka mengapung di permukaan laut untuk bernafas.
Menjadi bagian dari reptil, penyu juga berdarah dingin. Warna gelap pada tempurung memungkinkan penyu menyerap sinar matahari dan mengatur suhu tubuhnya. Suhu tubuh yang tinggi akan mempercepat pertumbuhan, sehingga mereka lebih siap melindungi diri saat berada di permukaan laut.
Warna gelap itu muncul sekitar 54 juta tahun yang lalu.Hal itu diketahui setelah kelompok peneliti dari Universitas Negeri Carolina, Universitas Lund di Swedia dan Universitas Hyogo di Jepang mengamati fosil penyu Tasbacka danica yang baru menetas.
T. danica hidup peridoe Eosen. Fosilnya diawetkan dengan baik, berukuran kurang dari 3 inci (74 milimeter).
Ahli paleontologi Johan Lindgren dari Universitas Lund, menguji apakah T. danica punya tempurung berwarna gelap.
Ia dan koleganya melakukan analisis dengan pemindaian mikroskop electron (FEG-SEM), mikroskop transmisi elektron (TEM), imunohistokimia in situ, spektrometri massa ion sekunder time-of-flight (ToF-SIMS), dan mikrospektroskopi inframerah (IR).
Analisis ToF-SIMS pada sampel bertujuan untuk mengkonfirmasi adanya heme, eumelanin dan molekul protein - komponen darah, pigmen dan protein.
Peneliti lainnya, Mary Schweitzer, profesor ilmu biologi di Universitas Negeri Carolina, melakukan analisis histokimia terhadap sampel. Sedangkan analisis TEM yang dilakukan oleh ahli biologi evolusioner Takeo Kuriyama dari Universitas Hyogo.
Tim peneliti menemukan bahwa T danica dan penyu modern sama-sama memiliki tempurung hitam.
"Adanya melanin eukariotik dalam melanosom yang tertanam dalam matriks keratin menjelaskan bahwa warna hitam bukan karena mikroba, sebab mikroba tidak dapat membuat melanin eukariotik atau keratin," kata Schweitzer seperti dikutip dari Science Daily pada Selasa (17/10/2017). "Jadi kita tahu bahwa tempurung ini memiliki pewarnaan gelap yang umum terjadi pada kura-kura laut modern.
No comments: