Ads Top


Berita kepunahan hewan terus saja menghiasi berbagai media. Kali ini tiga reptil asli Australia dinyakatakan punah oleh the International Union for the Conservation of Nature\'s (IUCN).

Sebuah penelitian yang dirilis di Tokyo, Selasa (5/12/2017), menyebutkan para ilmuwan masih bingung mengenai penyebab kepunahan tiga jenis reptil dari Pulau Christmas, Australia tersebut.

Ketiga hewan tersebut adalah tokek lister, kadal berekor biru, dan kadal hutan pulau Christmas.

"Kepunahan adalah cerita misteri yang menarik, karena penyebabnya tetap tidak jelas," kata John Woinarski, profesor biologi konservasi di Universitas Charles Darwin, Australia Utara dikutip dari AFP, Selasa (5/12/2017).

IUCN juga menyebutkan bahwa populasi reptil di pulau Christmas atau di selatan Indonesia telah menurun dengan cepat sejak 1970-an.

Spekulasi penyebab kepunahan adalah kedatangan seekor ular pada 1980-an. Ilmuwan juga mempertimbangkan kemungkinan perubahan lingkungan akibat invasi semut gila kuning (Anoplolepis gracilipes) sebagai penyebab kepunahan ini.

Untuk menekan angka kepunahan, para ilmuwan mencoba membuat program pengembangbiakan untuk kadal hutan yang saat ini dinyatakan punah. Sayangnya, hal tersebut sia-sia.

Tokek lister dan kadal berekor biru, misalnya. Keduanya memiliki populasi "penangkaran" yang sudah mapan, tetapi usaha tersebut tidak membuat mereka bisa bertahan dari kepunahan.

"Dalam kasus ini, tingkat keparahan penurunan diungkapkan sangat terlambat untuk menyelamatkan reptil di Pulau Christmas ini," ujar Woinarski.

Sementara itu, IUCN telah memberikan peringatan mengenai possum ekor cincin barat. Tadinya, populasi hewan ini dinyatakan rentan, tetapi kini menjadi kritis terancam punah karena penurunan jumlah populasi hingga 80 persen dalam 10 tahun terakhir.

Dalam kasus hewan possum, ilmuwan menduga perubahan iklim menjadi penyebabnya karena hewan ini rentan terhadap suhu panas. Selain itu, sumber makanan possum juga telah banyak menyusut.

"Iklim panas mendorong possum ekor cincin ke ambang kepunahan," kata laporan tersebut.

Selain kabar menyedihkan di atas, IUCN juga membawa kabar baik mengenai dua spesies kiwi di Selandia baru. Status dua spesies tersebut berhasil ditingkatkan, dari terancam menjadi rentan, karena upaya konservasi dan pengendalian dari pemangsa.

No comments:

Powered by Blogger.