Ilmuwan Temukan Lusinan Telur Titanosarus dalam Batu Seberat Dua Ton
Seorang Arkeolog telah mengekstraksi 30 telur dinosaurus titanosaurus yang ditemukan di dalam batu seberat dua ton di utara Spanyol. Mereka meyakini setidaknya terdapat 70 telur di dalam batu itu.
Titanosaurus adalah bagian dari kelompok dinosaurus yang lebih besar yang disebut sauropoda yang mencakup dinosaurus lain dengan desain tubuh serupa seperti Brontosaurus dan Diplodocus yang hidup di Amerika Utara selama Periode Jurassic.
Titanosaurus (Ninjatitan zapatai) adalah sauropoda berleher panjang yang hidup sampai peristiwa kepunahan pada akhir periode Kapur 66 juta tahun yang lalu.
Kerangka vertebra holotipe ini pertama kali ditemukan selama eksplorasi ke Jabalpur pada 1828 oleh Kapten William Henry Sleeman dari tentara East India Company (Perusahaan Hindia Timur). Eksplorasinya adalah salah satu di antara banyak eksplorasi fosil yang awalnya dilakukan oleh personel militer, dokter, dan pendeta yang kebetulan menemukannya hanya dengan "cukup memiliki pengetahuan pada saat itu".
Sleeman, yang dipekerjakan oleh tentara Bengal, menganggap tulang-tulang itu sebagai pemicu keingintahuan. Dia memberikan dua potong tulang belakang kepada ahli bedah G. G. Spilsbury, yang berpraktik di Japalpur dan juga menggali fosil tulang itu. Spilsbury mengirim fosil tersebut pada 1832 ke ahli barang antik James Prinsep di Calcutta. James menyadari bahwa itu adalah tulang fosil dan kemudian mengirimkannya kembali ke Sleeman.
Sementara itu telur-telur ini ditemukan di situs penggalian di Loarre di provinsi Huesca, timur laut Spanyol pada bulan September.
Pengujian awal menunjukkan bahwa sarang itu milik titanosaurus, herbivora berkaki empat dengan ekor dan leher panjang yang bisa mencapai panjang 20 meter.
Sebuah tim ahli paleontologi internasional yang dipimpin oleh Grup Aragosaurus-IUCA dari Universitas Zaragoza bekerja sama dengan Nova University Lisbon di Portugal. Miguel Moreno-Azanz, Carmen Nunez-Lahuerta dan Eduardo Puertolas memimpin 25 ahli paleontologi dan mahasiswa dari institusi Spanyol, Portugis dan Jerman dalam proyek tersebut.
Moreno-Azanza, yang berafiliasi dengan Nova University Lisbon, mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa dua sarang digali pada tahun 2020, dan sekitar 30 telur telah ditemukan di batu itu.
"Tujuan utama kampanye 2021 adalah ekstraksi sarang besar yang berisi setidaknya 12 telur yang diintegrasikan ke dalam balok batu dengan berat lebih dari dua ton," katanya. "Total, lima orang mendedikasikan delapan jam sehari selama 50 hari untuk menggali sarang, yang akhirnya dipindahkan dengan bantuan buldoser."
Moreno-Azanza mengatakan bahwa mereka tidak biasa mengekstraksi batu sebesar itu. Dia mengatakan itu dan 10 batu yang lebih kecil dari situs itu sekarang berada di gudang di Loarre dan pada akhirnya akan dipajang di Museum-Laboratorium di masa depan.
“Diharapkan pada musim semi mendatang, ruang tersebut akan membuka pintunya bagi pengunjung, yang dapat mengikuti proses persiapan dan mempelajari fosil situs ini secara langsung,” kata Moreno-Azanza. "Museum ini memiliki dua ruang pameran di mana metodologi penggalian paleontologi yang kompleks akan dijelaskan."
Dia mengatakan pameran itu akan menjadi ruang satelit dari Museum Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Zaragoza dan menampilkan spesimen dari situs Loarre dan replika telur dinosaurus dari bagian lain dunia.
Moreno-Azanza juga mengatakan proyek Telur Dinosaurus Loarre telah memperoleh pendanaan untuk tiga tahun ke depan.
Pekerjaan penggalian didanai oleh Yayasan Sains dan Teknologi Portugis dan Kementerian Sains Spanyol.
No comments: