Ads Top

Inilah Fosil Bunga dari Zaman Jurasic yang Mengguncang Teori Evolusi


Hingga satu dekade yang lalu, angiospermae atau tumbuhan berbunga diperkirakan memiliki sejarah tidak lebih dari 130 juta tahun. Tapi penemuan spesimen fosil bunga di Tiongkok yang disebut Nanjinganthus dari jaman Jurassic Awal telah mengguncang teori evolusi tanaman yang diyakini sebelumnya.

Para ilmuwan telah mendeskripsikan sebuah fosil spesies tumbuhan yang menunjukan bahwa bunga itu mekar di jaman Jurassic Awal, lebih dari 174 juta tahun yang lalu. Tumbuhan berbunga ternyata memiliki sejarah lebih dari 44 juta tahun dari perkiraan sebelumnya.

Hasil penelitian serta deskripsi penemuan tersebut telah dipublikasikan dalam jurnal open-acces eLife dan merupakan jurnal akses terbuka dengan judul "An unexpected noncarpellate epigynous flower from the Jurassic of China". Penelitian itu dipimpin oleh Qiang Fu, Associate Research Professor Nanjing Institute of Geology and Paleontology, Tiongkok.

Seperti diketahui, sebelum penemuan fosil tumbuhan ini, angiospermae atau tumbuhan berbunga diperkirakan memiliki sejarah tidak lebih dari 130 juta tahun. Tapi penemuan Najinganthus dendrostyla itu telah mementahkan teori evolusi tumbuhan yang telah diterima secara luas selama ini menjadi pertanyaan baru. Fosil bunga itu memiliki karakteristik angiospermae.

Angiospermae adalah anggota penting dari kerajaan tumbuhan, dan asal mereka telah menjadi topik perdebatan lama di kalangan ahli biologi evolusi. Banyak anggapan angiosperma yang diperkirakan tidak lebih dari 130 juta tahun. Namun, jam molekuler telah mengindikasikan bahwa mereka seharusnya lebih tua dari apa yang diketahui saat ini.

Qiang Fu, Associate Research Professor di Nanjing Institut Geologi dan Paleontologi, Tiongkok mengatakan, para peneliti tidak yakin di mana dan bagaimana bunga muncul karena tampaknya banyak bunga muncul begitu saja di zaman Kapur entah dari mana. "Mempelajari fosil bunga, terutama yang berasal dari periode geologis sebelumnya, adalah satu-satunya cara yang dapat diandalkan untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini," kata Fu dalam rilis media eLife.


Hingga saat ini, belum ada bukti berbasis fosil yang meyakinkan untuk membuktikan bahwa mereka ada lebih jauh ke masa lalu. Pada penemuan ini, tim mempelajari 246 spesimen dari 198 bunga individe yang terawetkan di 34 lempengan batu dari Formasi Xiangshan Selatan, wilayah di Nanjing Cina yang terkenal karena ditemukannya fosil dari jaman jurassic awal.

Banyaknya sampel fosil yang digunakan dalam penelitian ini memungkinkan para peneliti untuk membedah beberapa di antaranya dan mempelajarinya dengan mikroskop canggih. Memberikan gambar bunga beresolusi tinggi dari berbagai sudut dan perbesaran. Mereka kemudian menggunakan informasi rinci tentang bentuk dan struktur bunga fosil yang berbeda untuk merekonstruksi fitur Nanjinganthus dendrostyla.



Fitur utama dari angiosperma adalah 'angio-ovuly', yaitu adanya ovula tertutup penuh, yang merupakan prekursor benih sebelum penyerbukan. Dalam studi saat ini, bunga yang direkonstruksi ditemukan memiliki wadah berbentuk cangkir dan atap ovarium yang bersama-sama menutupi ovula/biji.

Itu adalah penemuan penting, karena kehadiran fitur ini menegaskan status bunga sebagai angiosperma. Meskipun ada laporan tentang angiospermae dari zaman Jurassic Tengah-Akhir di Tiongkok timur laut, ada fitur struktural Nanjinganthus yang membedakannya dari spesimen lain ini dan menunjukkan bahwa itu adalah genus angiospermae baru.

Setelah membuat penemuan ini, tim peneliti ingin memahami apakah angiosperma adalah monofiletik, yang berarti Nanjinganthus mewakili kelompok induk yang memunculkan semua spesies selanjutnya. Atau mungkin Nanjinganthus merupakan polifiletik, di mana Nanjinganthus mewakili jalan buntu evolusioner dan tidak ada hubungannya dengan banyak spesies kemudian.

Sementara itu, penulis senior Xin Wang, Profesor Riset di Nanjing Institute of Geology and Paleontology mengatakan bahwa asal usul angiospermae selama ini telah membuat sakit kepala banyak ilmuwan dan ahli botani. "Penelitian ini akan membawa pemahaman baru untuk mempelajari angiospermae lebih jauh untuk juga dapat meningkatkan kemampuan kita secara efisien menggunakan dan menjaga sumber daya nabati di Bumi," kata Wang.

No comments:

Powered by Blogger.